Kamis, 12 Februari 2009

PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN TH 2009

Ditulis : 03 Februari 2009

Sebagaimana nota kesepahaman antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (kabupaten) sehubungan dengan rencana pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan pada tahun anggaran 2009, di provinsi Jawa Timur dialokasikan pada semua kabupaten (29 kabupaten) dengan sebanyak 465 kecamatan.

Dari 465 kecamatan tersebut, sebanyak 415 kecamatan dengan pelaksanaan pola PNPM Mandiri Perdesaan dan sebanyak 50 kecamatan dengan pola pilot project PNPM generasi Sehat dan Cerdas.

Untuk pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, dari 415 kecamatan dibagi menjadi 2 status kecamatan, yakni :
- Kecamatan Inti, sebanyak 401 kecamatan, dimana pelaksanaannya akan mengikuti pola open menu, dengan alokasi dana yang bervariatif mulai dari Rp.750 juta s/d Rp.3 miliyar yang akan difasilitasi sebanyak 802 Fasilitator (401 orang FK dan 401 orang FT)
- Kecamatan Penguatan, sebanyak 14 kecamatan dengan status penguatan, dimana kecamatan tersebut hanya mendapatkan penguatan dalam pengembangan Ekonomi Mikro dan kelembagaan dengan alokasi dana sebesar Rp.200 juta per-kecamatan yang akan difasilitasi sebanyak 14 Fasilitator (FK)

Sedangkan untuk pelaksanaan Pilot PNPM Generasi pada 50 kecamatan dengan lingkup kegiatan Pendidikan dan Kesehatan akan difasilitasi sebanyak 100 orang Fasilitator (50 orang FK dan 50 orang FT)

Selanjutnya, sebagaimana kesepakatan yang diperoleh seusai Rakornas di Jakarta, seluruh Provinsi telah bersepakat untuk mensukseskan pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2009 dengan membuat target pelaksanaan yang disepakati sebagaiman Kalender RKTL Nasional dengan target sebagai berikut.

MAD-1 (Semua lokasi/Kecamatan) - Paling akhir bulan Maret 2009
MAD-2 (Semua lokasi/Kecamatan) - Paling akhir bulan Juli 2009
MAD-3 (Semua lokasi/Kecamatan) - Paling akhir bulan Agustus 2009
Cair Cost Sharing - Paling akhir bulan September 2009
Cair-1 APBN - Paling akhir bulan September 2009
Cair-2 APBN - Paling akhir bulan Oktober 2009
Cair-3 APBN - Paling akhir tanggal 30 Nov 2009

Dengan target tersebut, dimana pelaksanaan Pra-tugas Fasilitator hasil rekrutment yang belum mendapat sinyal dari Jakarta untuk segera dilaksanakan, maka upaya yang bisa dilakukan adalah dengan meng-optimalkan Resources SDM yang ada di tiap kabupaten dan kecamatan untuk segera memulai pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan yang diawali dengan MAD Sosialisasi.

Selanjutnya untuk kecamatan yang belum ada fasilitator, sepenuhnya menjadi tanggung jawab fasilitator di tingkat kabupaten atas pengelolaan dan pelaksanaannya. Untuk memenuhi target secara Nasional, Fasilitator di tingkat kabupaten harus segera membuat Rencana Kerja Tindak Lanjut yang mengacu kepada capaian RKTL secara Nasional.

LOWONGAN FAS-KAB KEUANGAN (P-UPK)

Ditulis : 21 Januari 2009

Perusahaan Jasa Konsultan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan

Membutuhkan tenaga Professional untuk posisi :
Fasilitator Kabupaten Keuangan
(Pendamping Unit Pengelola Kegiatan)

Kualifikasi yang dibutuhkan :
- Pendidikan minimal S-1 (diutamakan Sarjana Ekonomi)
- Mempunyai pengalaman relevan minimal 7 tahun
- Memiliki kompetensi di bidang Akuntansi/Auditing/Micro Credit/
_Manajemen Keuangan
- Menguasai aplikasi MS Office (Word, Excel, Power Point) dan aplikasi Internet
- Sanggup tinggal di lokasi penugasan di wilayah Jawa Timur

Lamaran Lengkap, Copy KTP & CV dikirim ke :

ADWIL PJK FasKab - FK JATIM

Perum Taman Pondok Jati Blok CF - 8 Kedungturi Taman
Sidoarjo 61257 - Jawa Timur

Lamaran paling lambat diterima tanggal 31 Januari 2009, pukul 12.00 WIB.

Jumat, 06 Februari 2009

Sujud Bersama Syukuri Hasil PNPM Mandiri


Warga Baturetno, Singosari, Malang, Jawa Timur, serempak bersujud menyukuri berfungsinya sarana air bersih yang mereka bangun dengan bantuan PNPM Mandiri Perdesaan.
Setelah menanti berpuluh-puluh tahun, akhirnya warga Baturetno dapat menikmati air bersih sebagaimana layaknya. Karuan saja, secara spontan, merekapun serempak bersujud menyukuri sarana air bersih yang dibangun dengan keringat mereka sendiri, serta dukungan dana dari PNPM Mandiri Perdesaan itu. "Kami sangat bahagia. Kami tak kuasa membendung rasa bahagia dan haru," ungkap Rasman (60 th), warga Baturetno, yang juga turut menungkupkan kepalanya di tanah, menyambut beroperasinya sarana air bersih di desa itu.
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
Hal senada diungkapkan warga lain, termasuk kaum perempuan. Kebahagiaan nampak jelas di raut wajah mereka. Bagi penduduk desa Baturetno, kehadiran air bersih ini adalah berkah yang tiada tara. Selama puluhan tahun, hidup mereka tergantung pada air kali yang berwarna kecoklatan. Mandi, cuci dan kakus semuanya dilakukan disana. "Seringkali, sapi pun ikut minum dan mandi serta membuang hajat di kali yang sama. Manusia dan hewan saling mandi bersama. Maklum tak ada pilihan lain," ungkap Suminah (50 th).
Tapi itu dulu. Mulai tahun 2000, terjadi perubahan besar di desa itu. Usulan air bersih yang mereka ajukan, mendapat prioritas pendanaan dari PNPM Mandiri Perdesaan (kala itu bernama PPK, red). Wargapun bersuka cita. "Sebagian besar warga terlibat dalam pengeboran, pembangunan tandon dan pipanisasi," ungkap Amin (40 th), Tim Pengelola Kegiatan (TPK) disana. Dengan demikian, dana yang dialokasikan untuk upah pun dapat dinikmati oleh warga lokal, bukan kontraktor.
Menurut Amin lagi, karena keterlibatan warga yang begitu antusias dan penuh semangat, maka dalam waktu dua bulan, air bersih pun mengalir deras keluar dari bumi. "Menyaksikan peristiwa itu, sejumlah warga sepakat bersama-sama melakukan sujud syukur di lokasi sumber air yang menjadi sumber kehidupan mereka yang baru," papar Amin.
Ketika air telah mengalir ke rumah masing-masing penduduk, perubahan sosial pun terjadi. Cara mandi mereka berubah. Masyarakat yang semula tidak memiliki kamar mandi, mulai membangun kamar mandinya sendiri. Mandi kini menjadi lebih bersifat individual dan memiliki ruang privacy. Dulunya, semua dilakukan bersama-sama.
Kualitas air yang bersih dan bening juga telah mengubah pola minum penduduk. Saat ini penduduk desa minum lebih sering dan juga lebih banyak. Tamu yang datang ke rumah pun sudah biasa dihidangkan air teh. Dulunya, mereka hanya berani menyajikan air kopi untuk menghindari terlihatnya air yang tidak jernih.
Perubahan lain yang juga dirasakan masyarakat adalah hasil cucian yang menjadi lebih bersih. Dahulu, warna baju cepat menjadi pudar; baju putih cepat pula berubah warna menjadi kekuningan. Kini, keberadaan air bersih, telah membuat warna asli baju mereka bertahan lebih lama. "Berkat PNPM Mandiri, kehidupan kami jadi lebih baik dan sehat," ungkap Yati (32 th) warga Baturetno lainnya. (lb)

Kirim kisah-kisah Anda bersama PNPM Mandiri ke Sekretariat Tim Pengendali PNPM Mandiri atau melalui email di :

info@pnpm-mandiri.org


Alamat Email inidilindungi dari bot spam, Anda Harus Mengaktifkan Javascript Untuk Melihatnya




Diterbitkan kembali oleh : Set. Tim Pengendali PNPM Mandiri

SOLO POS. NET

BKAD
Sementara perwakilan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) Lendy Wahyu Wibowo dalam paparan makalahnya mengungkapkan, untuk melindungi, melestarikan dan mengembangkan hasil-hasil program PNPM Mandiri Perdesaan, perlu dibentuk Badan Koordinasi Antardesa (BKAD). “Unsur BKAD terdiri atas pemerintah desa, anggota BPD, lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat,” urainya.
BKAD, lanjutnya, juga bertugas mengoordinasikan musyawarah kerja antarpelaku atau lembaga di tingkat kecamatan dan desa. Kerja sama antardesa sendiri telah diatur dalam Pasal 82 (1) PP No 72/2005 tentang Desa dan Kelurahan. “BKAD nantinya bisa menerima mandat kepemilikan aset produktif dari masyarakat kecamatan,” tandas dia. - Oleh : haa

Sumber : Website Solopos Edisi Cetak (www.solopos.net)