Jumat, 06 Februari 2009

Sujud Bersama Syukuri Hasil PNPM Mandiri


Warga Baturetno, Singosari, Malang, Jawa Timur, serempak bersujud menyukuri berfungsinya sarana air bersih yang mereka bangun dengan bantuan PNPM Mandiri Perdesaan.
Setelah menanti berpuluh-puluh tahun, akhirnya warga Baturetno dapat menikmati air bersih sebagaimana layaknya. Karuan saja, secara spontan, merekapun serempak bersujud menyukuri sarana air bersih yang dibangun dengan keringat mereka sendiri, serta dukungan dana dari PNPM Mandiri Perdesaan itu. "Kami sangat bahagia. Kami tak kuasa membendung rasa bahagia dan haru," ungkap Rasman (60 th), warga Baturetno, yang juga turut menungkupkan kepalanya di tanah, menyambut beroperasinya sarana air bersih di desa itu.
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
Hal senada diungkapkan warga lain, termasuk kaum perempuan. Kebahagiaan nampak jelas di raut wajah mereka. Bagi penduduk desa Baturetno, kehadiran air bersih ini adalah berkah yang tiada tara. Selama puluhan tahun, hidup mereka tergantung pada air kali yang berwarna kecoklatan. Mandi, cuci dan kakus semuanya dilakukan disana. "Seringkali, sapi pun ikut minum dan mandi serta membuang hajat di kali yang sama. Manusia dan hewan saling mandi bersama. Maklum tak ada pilihan lain," ungkap Suminah (50 th).
Tapi itu dulu. Mulai tahun 2000, terjadi perubahan besar di desa itu. Usulan air bersih yang mereka ajukan, mendapat prioritas pendanaan dari PNPM Mandiri Perdesaan (kala itu bernama PPK, red). Wargapun bersuka cita. "Sebagian besar warga terlibat dalam pengeboran, pembangunan tandon dan pipanisasi," ungkap Amin (40 th), Tim Pengelola Kegiatan (TPK) disana. Dengan demikian, dana yang dialokasikan untuk upah pun dapat dinikmati oleh warga lokal, bukan kontraktor.
Menurut Amin lagi, karena keterlibatan warga yang begitu antusias dan penuh semangat, maka dalam waktu dua bulan, air bersih pun mengalir deras keluar dari bumi. "Menyaksikan peristiwa itu, sejumlah warga sepakat bersama-sama melakukan sujud syukur di lokasi sumber air yang menjadi sumber kehidupan mereka yang baru," papar Amin.
Ketika air telah mengalir ke rumah masing-masing penduduk, perubahan sosial pun terjadi. Cara mandi mereka berubah. Masyarakat yang semula tidak memiliki kamar mandi, mulai membangun kamar mandinya sendiri. Mandi kini menjadi lebih bersifat individual dan memiliki ruang privacy. Dulunya, semua dilakukan bersama-sama.
Kualitas air yang bersih dan bening juga telah mengubah pola minum penduduk. Saat ini penduduk desa minum lebih sering dan juga lebih banyak. Tamu yang datang ke rumah pun sudah biasa dihidangkan air teh. Dulunya, mereka hanya berani menyajikan air kopi untuk menghindari terlihatnya air yang tidak jernih.
Perubahan lain yang juga dirasakan masyarakat adalah hasil cucian yang menjadi lebih bersih. Dahulu, warna baju cepat menjadi pudar; baju putih cepat pula berubah warna menjadi kekuningan. Kini, keberadaan air bersih, telah membuat warna asli baju mereka bertahan lebih lama. "Berkat PNPM Mandiri, kehidupan kami jadi lebih baik dan sehat," ungkap Yati (32 th) warga Baturetno lainnya. (lb)

Kirim kisah-kisah Anda bersama PNPM Mandiri ke Sekretariat Tim Pengendali PNPM Mandiri atau melalui email di :

info@pnpm-mandiri.org


Alamat Email inidilindungi dari bot spam, Anda Harus Mengaktifkan Javascript Untuk Melihatnya




Diterbitkan kembali oleh : Set. Tim Pengendali PNPM Mandiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar